JellyPages.com

Sabtu, 11 Mei 2013

Fiksi Mini Edisi 10/05/2013



VESPA TUA
Oleh : Nur Aini Janah
Sumber Gambar Google

            Ku pandangi pacarku dari atas sampai bawah. Kembali ku kerutkan dahiku “masih nggak berubah,” gumamku. Penampilannya nggak pernah berubah sejak pertama ku mengenalnya. Rambut berjambul, kacamata jengkol tanpa kaca, kemeja kotak-kotak lengan panjang, celan cutbray dan satu lagi vespa tuanya yang dia kasih nama jalu. Hm Aneh!
            Kalau bukan karena dia tampan, baik dan yang lebih penting dia pandai membuatku tersenyum kalo aku lagi bete, nggak bakal aku jadian sama dia. Apa lagi aku harus menahan malu melihat penampilannya yang seperti itu.
            “Pacar, kamu yakin jalu nggak bakal mogok lagi?” tanyaku.
            “Tenang cantik, jalu nggak bakal rewel karena sebelum maghrib aku sudah mandiin dia pakai air kembang tujuh rupa.”
            “Oke deh, yuk jalan”
            Ku dan pacarku menikmati malam minggu menggunakan vespa tua itu, menyusuri jalan menuju Setu Babakan. Baru setengah jalan kami pergi dari rumah ku tiba-tiba vespa itu berhenti mendadak.
            “Tuh kaaaannn!” ku teriak keras di telinganya. Pacarku hanya ngeri kuda.
Baca Selengkapnya...





PUTRI TIDUR
Oleh Nur Aini Janah
Sumber Gambar Google

            Dahulu kala, ada seorang putri cantik yang dikutuk oleh peri jahat. Putri itu akan tidur selamanya, dan hanya bangun jika dicium oleh cinta sejatinya.
            “Elaaaa!”
            Ela terbangun dari tidurnya, “Ya ampun, peri jahat!” seru Ela.
            “Ape lu bilang, peri jahat?” Ujar nyak dengan wajah geram. Ela pucat, lalu meringis kesakitan karena kupinya di jewer.
            “Ampun nyak, sakit.” Ela mengeluh. Nyak pun melepaskan jewerannya.
            “Mo ampe kapan lu tidur? Noh liat, matahari udah setinggi galah!” bentak nyak
            “Nunggu pangeran datang nyak,” ujar Ela.
            “Eelaaa!”
            Ela langsung ngibrit.


BAKIAK
Oleh : Nur Aini Janah
Sumber Gambar Google

            Tok..tok..tok terdengar nyaring di atas lantai. Sendal kayu yang kugunakan. Aku begitu menyukainya, sandal kayu atau biasa disebut bakiak. Sendalnya unik, simple, dan yang paling ku suka adalah bunyinya yang nyaring.
            “Apa kamu, tak ingin mengganti sendalmu itu dengan high heels saja?” Tanya Andi, pacarku.
            “Nggak ah!” seru ku, sambil berjalan mendahuluinya.
            “Terserah!” Keluhnya pasrah, aku tersenyum menang.
            Malam ini, kami hanya berjalan-jalan mengelilingi Taman Kota, menikmati angin malam. Di bawah naungan langit yang berbintang indah. Tiba-tiba langkah kami terhenti, dengan jarak 100 meter kami melihat seoang wanita yang sedang dirampok. “Perampok,” bisikku ke Andi. Andi hanya diam, dan memegang erat tanganku. Tanpa piker panjang, ku lepaskan bakiakku, lalu kulempar ke prampok tersebut. “Pluk” tepat sasaran.
            Si Prampok mengeluh kesakitan, lalu aku meneriaki wanita itu “lari!” Aku, andi dan wanita itu lari meninggalkan prampok itu. Sambil berlari aku berbisik ke Andi, “bagaimana bakiakku, sangat berguna kan?” Andi hanya tersenyum.

Tidak ada komentar: