JellyPages.com

Sabtu, 07 September 2013

TOKOH : Armijn Pane












 


ARMIJN PANE (1908-1970)
                Armijn Pane, anak ketiga dari 8 bersaudara, mempunyai nama samara banyak, yaitu Adinata, A.  Jiwa, Empe, A. Mada, A. Panji, dan Kartono. Ia dilahirkan pada 18 Agustus 1908 di Muara Sipongi, Tapanuli Selatan, Sumatra Utara.
                Armijn Pane meninggal pada Senin, 16 Februari 1970, pukul 10.00 pagi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, dalam usia 62 tahun.
                Dalam sejarah perkembangan kesusastraan Indonesia, Armijn terkenal sebagai salah seorang pelopor pendiri majalah Pujangga Baroe tahun 1933 di samping Sutan Takdir Alisyahbana dan amir Hamzah. Mulai tahun 1933-1938 ia menduduki jabatan sebagai sekretaris redaksi majalah itu. Novelnya Belenggu sebelum diterbitkan sebagai buku, laku dimuat dalam majalah Pujangga Baru.

                Karya-karya Armijn Pane memperlihatkan adanya pengaruh Noto Soeroto, Rabindranath Tagore, Krisnamurti dan pelajaran Theosofie. Gerakan kesusastraan sesudah tahun 1880 di negeri Belanda tampak juga mempengaruhi karya-karyanya, begitu juga Dosxtojevski, di samping Tolstoy.
Karya Sastra Armijn Pane, yaitu
1.       Puisi
- Gamelan Djiwa. Jakarta: Bagian Bahasa Djawa. Kebudayaan Departemen Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan. 1960
- Djiwa Berdjiwa, Jakarta: Balai Pustaka. 1939.

2.       Novel
“Belenggu”, Jakarta : Dian Rakyat. Cet. I 1940, IV 1954, Cet. IX 1977, Cet. XIV 1991

3.       Kumpulan Cerpen
-          Djinak-Djinak Merpati. Jakarta: Balai Pustaka, Cet. I 1940
-          Kisah Antara Manusia. Jakarta: Balai Pusttaka, Cet. I 1953, II 1979
4.       Drama
Antara Bumi dan Langit. 1951. Dalam Pedoman, 27 Februari 1951.



Sumber : Iwan Hendrawan. 2007. Mengenal Penyair Dunia dan Indonesia, PT MUSI PERKASA UTAMA

 


Tidak ada komentar: