TAK BERNAMA
by : Nur Aini Janah
“Semua memiliki nama, kenapa aku tidak” tanyaku pada orangtua yang membawa cangkul dipundaknya. Tapi orangtua itu tak meresponku. Tak ada yang peduli padaku. “Bagaimana orangtuaku tau kalau aku di sini?” kembali ku bertanya kepada orangtua itu. Lagi-lagi ia tak menjawab. Ku lihat mulutnya berkomat-kamit seperti membaca mantra. Aku tak mengerti. Aku kembali ke tempat persemayaman ku. Ku tatap nisanku yang tak bernama.
MALAM TERAKHIR
by : Nur Aini Janah
Di penghujung malam, kita bersama. Dinaungi langit malam di bawah sinar purnama, Kau genggam tanganku erat. Meniti setiap langkah di taman ini. “Kita kan selalu bersama kan?” tanyaku padamu. Kau tak menjawab, kau hanya mempererat gengamanmu. Bruk! Tak jauh dari kami, suara tabrakan. Aku menoleh ke belakang ingin tau. “Jangan nengok kebelakang!” pintamu. Terlambat, aku sudah melihatnya. Tubuh yang tergeletak digenangi darah itu adalah kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar