VESPA TUA
Oleh : Nur
Aini Janah
Sumber Gambar Google
Ku pandangi pacarku dari atas sampai
bawah. Kembali ku kerutkan dahiku “masih nggak berubah,” gumamku. Penampilannya
nggak pernah berubah sejak pertama ku mengenalnya. Rambut berjambul, kacamata
jengkol tanpa kaca, kemeja kotak-kotak lengan panjang, celan cutbray dan satu
lagi vespa tuanya yang dia kasih nama jalu. Hm Aneh!
Kalau bukan karena dia tampan, baik
dan yang lebih penting dia pandai membuatku tersenyum kalo aku lagi bete, nggak
bakal aku jadian sama dia. Apa lagi aku harus menahan malu melihat
penampilannya yang seperti itu.
“Pacar, kamu yakin jalu nggak bakal
mogok lagi?” tanyaku.
“Tenang cantik, jalu nggak bakal
rewel karena sebelum maghrib aku sudah mandiin dia pakai air kembang tujuh
rupa.”
“Oke deh, yuk jalan”
Ku dan pacarku menikmati malam
minggu menggunakan vespa tua itu, menyusuri jalan menuju Setu Babakan. Baru
setengah jalan kami pergi dari rumah ku tiba-tiba vespa itu berhenti mendadak.
“Tuh kaaaannn!” ku teriak keras di
telinganya. Pacarku hanya ngeri kuda.
Baca Selengkapnya...
PUTRI TIDUR
Oleh Nur Aini Janah
Sumber Gambar Google
Dahulu
kala, ada seorang putri cantik yang dikutuk oleh peri jahat. Putri itu akan
tidur selamanya, dan hanya bangun jika dicium oleh cinta sejatinya.
“Elaaaa!”
Ela terbangun dari tidurnya, “Ya
ampun, peri jahat!” seru Ela.
“Ape lu bilang, peri jahat?”
Ujar nyak dengan wajah geram. Ela pucat, lalu meringis kesakitan karena kupinya
di jewer.
“Ampun nyak, sakit.” Ela
mengeluh. Nyak pun melepaskan jewerannya.
“Mo ampe kapan lu tidur? Noh liat,
matahari udah setinggi galah!” bentak nyak
“Nunggu
pangeran datang nyak,” ujar Ela.
“Eelaaa!”
Ela langsung ngibrit.
BAKIAK
Oleh : Nur Aini Janah
Sumber Gambar Google
Tok..tok..tok
terdengar nyaring di atas lantai. Sendal kayu yang kugunakan. Aku begitu
menyukainya, sandal kayu atau biasa disebut bakiak. Sendalnya unik, simple, dan
yang paling ku suka adalah bunyinya yang nyaring.
“Apa kamu,
tak ingin mengganti sendalmu itu dengan high heels saja?” Tanya Andi, pacarku.
“Nggak ah!”
seru ku, sambil berjalan mendahuluinya.
“Terserah!”
Keluhnya pasrah, aku tersenyum menang.
Malam ini,
kami hanya berjalan-jalan mengelilingi Taman Kota, menikmati angin malam. Di
bawah naungan langit yang berbintang indah. Tiba-tiba langkah kami terhenti,
dengan jarak 100 meter kami melihat seoang wanita yang sedang dirampok.
“Perampok,” bisikku ke Andi. Andi hanya diam, dan memegang erat tanganku. Tanpa
piker panjang, ku lepaskan bakiakku, lalu kulempar ke prampok tersebut. “Pluk”
tepat sasaran.
Si Prampok
mengeluh kesakitan, lalu aku meneriaki wanita itu “lari!” Aku, andi dan wanita
itu lari meninggalkan prampok itu. Sambil berlari aku berbisik ke Andi,
“bagaimana bakiakku, sangat berguna kan?”
Andi hanya tersenyum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar